Berita LPK
25 March 2019
Harga tanah rata-rata di Jepang naik selama empat tahun berturut-turut. Sektor pariwisata yang tengah berkembang pesat dan pembangunan pabrik semikonduktor mendorong permintaan lahan.
Kementerian Pertanahan Jepang menyatakan bahwa per 1 Januari, harga-harga naik secara keseluruhan sebesar rata-rata 2,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan kenaikan 0,4 poin persen dari tahun ke tahun. Data tersebut berdasarkan pada survei tahunan di 26.000 lokasi.
Harga rata-rata tanah perumahan naik 2,1 persen, menandai peningkatan dalam empat tahun berturut-turut. Kenaikan terbesar yaitu 31,3 persen terjadi di sebagian Kota Furano, Prefektur Hokkaido.
Daerah Desa Hakuba di Prefektur Nagano mengalami lonjakan sebesar 29,6 persen. Kedua lokasi tersebut populer di kalangan wisatawan, termasuk dari luar negeri. Permintaan akan vila dan kondominium terus meningkat.
Sedangkan untuk tanah komersial, harga rata-rata naik 3,9 persen, naik selama empat tahun berturut-turut.
Daerah di Kota Chitose, Hokkaido, mengalami peningkatan terbesar yaitu 48,8 persen. Di lokasi tersebut produsen semikonduktor Jepang Rapidus membangun pabrik untuk memproduksi semikonduktor canggih.
Permintaan akan apartemen sewa, kantor, dan hotel juga meningkat. Para analis mengatakan tren kenaikan harga tanah akan terus berlanjut untuk saat ini. Namun, dikatakan pula bahwa perubahan disruptif dalam kebijakan AS dapat membebani ekonomi global dan memengaruhi pasar real estat Jepang.